Sunday, November 2, 2008

Enam Seniman Terima Penghargaan

BARU-BARU ini ini Walikota Tegal Adi Winarso, memberikan penghargaan pada lima orang seniman yang selama ini banyak berkpirah di bidang seni. Salah satu yang menerima penghargaan itu Lanang Setiawan. Lanang panggilan akrabanya masuk kategori sebagai penggiat seni. Khususnya

seni daerah Tegalan, yang memang disemangatinya sejak lama. Bahkan saking fantatiknya ia sampai menterjemahkan puisi sastrawan Indonesia WS Rendra ke dalam bahasa Tegalan, itu terjadi sekitar tahun 2001. Selain itu ia juga pernah menulis buku dinamika kegiatan seni di Kota Tegal.

Karenanya atas kerja budayanya sehingga Walikota Tegal Adi Winarso memberikan sebuah apresiasi pada Lanang. Tapi sejatinya sebelum itu sebuah penghargaan pernah diterimanya. Tepatnya saat tahun baru 1994, tropong budaya Tegal memberi kado istimewa pada Lanang Setiawan sebagai man of the year '94.

Penobatan itu karena Lanang Setiawan selain banyak menulis sastra dalam bahasa Tegalan. Karya-karyanya banyak dimuat di majalah yang dibuat sendiri, seperti Literasi dan Muara Budaya. Sikap peduli pada tanah kelahiran dibuktikan dengan dibukukannya sejarah jatuhnya Wali Kota Tegal HM Zakir. Buku yang ia tulis itu bahkan sebagai salah satu rujukan peneliti sosial Australia Anton Lucas.

Lanang masih tetap menulis, dan tengah merampungkan buku yang berisi karya-karya yang pernah dipentaskan oleh para seniman Kota Tegal.

Perlu diingat, pada tanggal 20 Oktober 2008 enam seniman berprestasi dari berbagai kategori menerima penghargaan terhormat Walikota Tegal Adi Winarso SSos. Adapun penghargaan itu sesuai Keputusan dari Dewan Kesenian Kota Tegal No. 019/DKT/09/2008, tentang penghargaan.

Uniknya penyerahan itu tidak diberikan di Kota Tegal, tapi diberikan di Jakarta. Penganugerahan dilaksanakan saat pentas seni, pameran produk unggulan, serta halal bilhalal Pemerintah Kota Tegal dan dengan warga Kota Tegal yang tinggal di Jakarta. Kegiatan tersebut berlangsung di Anjungan Jateng, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Seniman berprestasi itu Piek Ardijanto Soeprijadi (alm) sebagai sastrawan mendapatkan anugerah bintang putra seni, karena jasanya yang besar pada pengembangan kesenian dan karya seni serta aktivitas yang dilakukan membawa citra baik dan mengharumkan nama Kota Tegal di tingkat nasional atau internasional.

Penghargaan sama diberikan pada S.N. Ratmana dan Yono Daryono, dengan kategori Pekerti Seni, yakni penghargaan untuk seniman karena karya seni dan aktivitas kesenian yang dilakukan membawa citra baik dan mengharumkan nama Kota Tegal di tingkat nasional atau internasional, dan ia hingga kini masih terus berkarya mengembangkan kreativitasnya.

Sedangkan kategori Pengabdi Seni diberikan kepada Sardjono sebagai pengabdi seni pedalangan, Soleman Dito sebagai pengabdi seni lukis, dan Lanang Setiawan sebagai pengabdi seni. Kategori ini diberikan kepada seniman yang telah mengabdi dan setia serta intens di cabang seni atau aktivitasnya dalam menggerakkan kegiatan kesenian pada umumnya.

Dalam sambutannya, Adi berharap penghargaan ini bisa memacu kreativitas seniman lainnya, sehingga bisa menghasilkan karya seni yang lebih baik dan berkualitas. Pada kesempatan yang sama, S.N. Ratmana mewakili seniman berprestasi mengaku sangat senang dan bangga dengan anugerah tersebut.

Sastrawan ini berharap tidak ada pihak yang berburuk sangka terkait pemberian penghargaan tersebut. Terbukti, tidak semua seniman berprestasi yang terpilih dekat dengan orang nomor satu di Tegal yang sebentar lagi habis masa jabatannya.

Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Tegal Sumito menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas seni budaya daerah. Selain itu, untuk mempererat persaudaraan antara Pemkot Tegal dan organisasi serta masyarakat Tegal di Jakarta.

Pentas seni dan pameran produk unggulan ini sekaligus untuk memperkenalkan, menyebarluaskan, dan mempromosikan produk unggulan Kota Tegal. Adapun pentas seni yang ditampilkan kali ini, di antaranya, Chongdut Eska Musik, Tari Jaranan Sanggar Tari KSK, grup lawak, batik dan produk unggulan, serta pameran kuliner atau masakan khas Kota Tegal. Pada akhirnya kebudayaan sebagai kata kerja, demikian menurut filsafat Kebudayaan.

Sumber : http://www.radartegal.com


No comments:

Post a Comment