Thursday, September 17, 2009

Tegal Waspada Ayam Tiren

Masyarakat Kabupaten Tegal diminta mewaspadai penjualan ayam bangkai atau ayam mati kemarin (tiren) yang beredar di pasaran selama Ramadan.

Penjualan ayam tiren itu bisa saja dilakukan pedagang untuk mengeruk keuntungan seiring meningkatnya permintaan konsumen terhadap daging ayam.

Kasi Kesehatan Hewan Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan (PKP) Kabupaten Tegal Abdi Manaf mengakui, daging ayam tiren kerap ditemukan saat bulan puasa.

"Seperti puasa tahun-tahun sebelumnya, ayam tiren kerap beredar di pasaran. Karena itu, masyarakat harus mewaspadai dan melaporkan jika menemukan pedagang yang jual ayam bangkai itu," kata dia saat dihubungi via telepon, Minggu (23/8/2009).

Guna mencegah peredaran ayam tiren itu, pihaknya sudah membentuk tim razia daging. Tim beranggotakan 10 orang ini akan merazia peredaran daging ayam dan hewan ternak lain di sejumlah pasar yang ditengarai banyak terjadi penjualan daging bangkai. Yakni, di Sentral Banjaran, Pasar Trayeman, dan kawasan ruko Jalan Letjen Suprapto.

"Kita akan razia daging mulai pekan kedua Ramadan. Razia daging dilakukan hingga akhir puasa atau menjelang Lebaran," tandasnya.

Dia menjelaskan, daging ayam tiren itu apabila dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit, sebab kondisi daging tidak sehat dan masih banyak gumpalan darah. "Meski sudah dimasak dengan matang, tapi gumpalan darah masih tetap ada," jelasnya.

Menurutnya, ciri-ciri ayam tiren itu daging berwarna merah, dijual dengan harga murah, berbau anyir dan terdapat gumpalan darah meskipun ayam tersebut sudah dimasak. "Masyarakat harus tahu ciri-ciri daging ayam bangkai dan jangan tergiur dengan harga murah," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment