Monday, August 30, 2010

Pertamina Siapkan Posko Mudik

PT Pertamina (Persero) Depo Tegal akan mendirikan posko mudik dalam menghadapi arus mudik Lebaran 2010 mulai 30 Agustus hingga 10 September 2010. Pendirian posko mudik guna membantu kenyamanan para pemudik nantinya.

Pendirian posko mudik akan dilokasikan di SPBU strategis yang berada di sepanjang jalur pantura barat yakni di SPBU Trengguli Tanjung Kabupaten Brebes dan SPBU MURI di Kabupaten Tegal Jawa Tengah.

Sales Area Manajer Pertamina Depo Tegal Nur Hadiya mengungkapkan, para pemudik nantinya dapat memanfaatkan posko mudik tersebut secara gratis. Pasalnya posko mudik Pertamina akan menyediakan berbagai macam fasilitas yang dibutuhkan pemudik.

"Di antaranya yakni disediakannya tim medis guna memeriksa kesehatan pemudik, ada pula tenda untuk istirahat, pelayanan pijat, pemberian takjil, dan berbagai pelayanan lainnya," katanya, kemarin.

Hingga Selasa 24 Agustus kemarin, aktivitas perjalanan mudik di sepanjang Brebes, Kota Tegal, dan Kabupaten Tegal belum tampak geliatnya, namun sejumlah persiapan menghadapi arus mudik gencar dilakukan. Seperti perbaikan jalur, baik jalur utama pantura maupun jalur alternatif.

Kepala BPT Bina Marga Tegal Puryanto, mengatakan, seluruh persiapan jalan akan ditargetkan selesai pada H-10 Lebaran. "Target Bina Marga terkait perbaikan jalan, yakni hingga H-10," pungkasnya.

H-4 Kendaraan Berat Dilarang Melintas

Kepadatan arus lalu lintas di sepanjang jalur Pantura, pada minggu ketiga bulan puasa ini terus mengalami peningkatan. Utamanya kendaraan-kendaraan berat, seperti jenis truk gandeng, tronton, dan trailer.

Selain itu, kendaraan-kendaraan pribadi dan speda motor pemudik, juga sudah mulai nampak melintas, khususnya dari arah Barat menuju Timur. Kepadatan arus lalu lintas ini diprediksi akan terus meningkat hingga H-1 lebaran.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tegal Chaerul Huda mengatakan saat ini arus lalu lintas lebih banyak dipadati kendaraan berat. Karena mulai H-4 sampai dengan H+1, pemerintah melarang kendaraan-kendaraan berat beroprasi. Kecuali yang mengangkut sembako, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan bahan baker gas.

“Pemberhentian sementara operasi kendaraan berat itu dilakukan agar arus mudik lancar. Kami juga sudah berkoordinasi dengan jajaran Polresta guna mengantisipasi terjadinya kemacetan dan kecelakanan, pada musim mudik nanti,” katanya.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang disiapkan, untuk mengantisipasi kemacetan dan kecelakaan. Yaitu melakukan identifikasi lokasi yang menjadi daerah rawan mavet dan kecelakaan serta solusi penanganannya.

“Sesuai hasil identifikasi, di Kota Tegal ada 15 titik lokasi rawan macet dan kecelakaan. Di antaranya perbatasan Kota Tegal-Brebes, Pasar Margadana, Persimpangan Terminal, Rita Mall, Pacific Mall. Pertigaan Hotel Pramesti, Mulyadana, Pasar Sore, Gudang Garam, Jalingkut, Pelabuhan, Jalan masuk PAI, RSU Kardinah, dan Perlintasan KA Tirus,” ujarnya.

Solusinya, lanjut Chaerul, menutup bukaan median dengan railing di perbatasan kota, dapan Rita, dan Pacific Mall. Untuk SPBU hanya dizinkan melayani kendaraan dari arah Barat ke Timur.

Selain itu juga menyiapkan jalur-jalur alternatif. Khusus kendaraan kecil dari arah Barat ke Timur diarahkan melalui Jl Mataram, Piere Tendean, dan YOS Sudarso. Kendaraan besar melewati Jl Sutomo sampai dengan Jl Gajah Mada. Dari arah Barat ke Selatan, kendaraan kecil dialihkan ke Jl Kihajar Dewantoro, Cik Ditiro, dan Teuku Umar. Kendaraan besar melalui Jl Gajah Mada, Mayjen Sutoyo, Kapten Sudibyo, Jl KS Tubun, serta Jl Karang Anyar.

Sementara kendaraan kecil dari arah Timur ke Selatan melalui Jl Perintis Kemerdekaan, Arjuna, Sumbodro, Werkudoro, dan Karang Anyar. Kendaraan besar dilewatkan Jl YOS Sudarso, MT Haryono, Gajah Mada, Mayjen Sutoyo, Kapten Sudibyo, KS Tubun, hingga Karang Anyar. Sedang dari arah Timur menuju Barat, kendaraan kecil melalui Jl Serayu, Setia Budi, DI Panjaitan, dan Gajah Mada

Wednesday, August 25, 2010

Jadwal Kereta Api ( Jakarta - Tegal )

Jadwal Kereta Api jurusan Jakarta ke Tegal per 25 Agustus 2010 yang diambil dari website PT KAI :


Thursday, August 19, 2010

Eko Tunas

Eko Tunas (lahir di Kota Tegal, Jawa Tengah, 18 Juli 1956) adalah salah satu sastrawan Indonesia. Seniman serbabisa, ini menulis, melukis, dan berteater sejak masih duduk di bangku SMA. Saat ini tinggal dan menetap di Kota Semarang. Ratusan tulisan (puisi, cerpen, novel, dan esai) tersebar di berbagai media massa antara lain; Pelopor Yogya, Masa Kini, Bernas, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Wawasan, Cempaka, Bahari, Dharma, Surabaya Pos, Jawa Pos, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Suara Karya, Pelita, Republika, Kompas, dan Horison.

Tahun 1976 ia masuk Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) Yogyakarta jurusan Seni Lukis, dan bergabung di Sanggarbambu. Selama di Yogya, ia bergaul akrab dengan Emha Ainun Nadjib, Ebiet G Ade, dan EH Kartanegara. Beberapa kali mengikuti pameran besar Sanggarbambu, dan pameran Tiga Muda di Tegal, tahun 1978 bersama Wowok Legowo dan Dadang Christanto. Tahun 1981 masuk IKIP Semarang jurusan Seni Rupa, dan mengikuti pameran mahasiswa di Semarang dan Jakarta.

Novelnya, Wayang Kertas, memenangkan Sayembara Cipta Cerita Bersambung Suara Merdeka, tahun 1990. Beberapa cerpennya diterbitkan bersama oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam buku Bidadari Sigarasa, tahun 2002, dan dibacakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Kumpulan puisi yang pernah diterbitkan antara lain; Puisi-puisi Dolanan (1978), dan Yang Terhormat Rakyat (2000).

Tahun 1978, bersama Yono Daryono dan YY Haryoguritno mendirikan Teater RSPD Tegal dan Studi Grup Sastra Tegal (SGST). Naskah pertama yang dipentaskan adalah Martoloyo Martopuro, sebagai penulis, sutradara, dan sekaligus pemeran utama. Hijrah ke Semarang pada tahun 1981 masih menulis naskah drama untuk Teater RSPD yang disutradarai oleh Yono Daryono, juga untuk Teater Lingkar Semarang. Bergabung di Teater Dhome (1980) dan Teater Balling Semarang (2000). Mendirikan Teater Pedalangan Semarang, tahun (1990). Kini acapkali mementaskan monolog di beberapa kota di Indonesia. Menulis syair lagu untuk kelompok musik terapi jiwa Jayagatra Ungaran (2000—sekarang). Sering kali diundang sebagai juri/pembicara dalam kompetisi/diskusi-diskusi sastra, teater, maupun seni rupa.

Naskah Drama
1. Martoloyo Martopuro
2. Ronggeng Keramat
3. Menunggu Tuyul
4. Gerbong
5. Sang Koruptor
5. Langit Berkarat
6. Rumah Tak Berpintu
7. Palu Waktu
8. Surat dari Tanah Kelahiran
9. Meniti Buih

Limbad Hilangkan Buah Zakar Wartawan saat Sidang Syaukani

Mbah Liem (Limbad saat belum bergelar master, red) terpejam, sementara tangan kanannya menjabat erat tangan salah seorang wartawan asal Kaltim, yang datang meliput sidang dugaan korupsi Syaukani.

Suasana berubah tegang, saat Mbah Liem meminta sang wartawan memegangi buah zakarnya. Perintah itu pun dituruti, dan mendadak wajah wartawan menjadi pucat pasi. "Loh, kemana? Kok bisa hilang. Kemana ya mbah?" tanya wartawan tersebut sambil meraba-raba bagian bawah celananya.

"Mau kembali nggak?" tanya Mbah Liem sambil melempar senyum. "Mau dong mbah. Ini kok bisa hilang bagaimana ini, nanti istriku bisa marah," pinta wartawan dengan nada memelas. Bukannya dikembalikan, Mbah Liem malah meminta salah satu rekan wartawan yang lain, untuk ikut membantu meraba-raba. Maksud Mbah Liem untuk membuktikan dirinya benar-benar telah menghilangkan 'barang' milik kawannya itu. "Iya mbah, nggak ada," celetuknya sembari ikut meraba-raba celana temannya.

Sejenak Mbah Liem lalu menutup matanya dan menundukkan kepala. Rambutnya yang gimbal, panjang terurai sedikit menghalangi wajahnya yang dihiasi kumis dan janggut lebat. "Sudah, sudah kembali. Coba aja dicek," ujarnya kepada wartawan. "Iya mbah sudah ada, makasih ya sudah dikembalikan," ucap wartawan. Melihat aksi hari itu, sosok Mbah Liem langsung dikenal di persidangan Syaukani.

Tidak hanya aksi menghilangkan "barang" orang lain, pria kelahiran Tegal 6 Juli 1972 ini juga memiliki banyak kemampuan yang susah untuk dinalar. Mulai dari memotong tangan dan bisa tersambung kembali, makan beling, sampai dengan terbang yang diakuinya pernah ditunjukkan di depan Syaukani sewaktu di Tenggarong, sekitar 1 tahun lalu.

"Saya belajar ilmu ini dari sesepuhan ilmu Jawa yang didapat dari penerus Wali Songo," ujarnya sembari menghisap rokoknya. Dirinya belajar ilmu spiritual itu sejak duduk di SMP kelas 1. Tidak hanya berguru pada satu orang, tapi Mbah Liem berguru dengan banyak orang dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga ke Thailand.

Mbah Liem sering muncul di persidangan Syaukani karena dirinya telah menjadi penasehat spiritual Syaukani. Ia kenal Bupati Kukar itu sekitar 2 tahun lalu di Tenggarong, diperkenalkan kawannya. "Awalnya teman saya minta tolong diperlihatkan bagaimana sosok Syaukani itu. Dari hasil ritual saya puasa 3 hari, saya melihat bahwa sosok Syaukani itu seorang pemimpin berjiwa besar dan memiliki jiwa sosial yang tinggi," kata Mbah Liem.

Mengenai kasus yang menimpa Syaukani, Mbah Liem tidak berani berkomentar. Ia mengatakan semua itu ditentukan Allah, jadi tidak perlu memprediksi. Akan tetapi ia sering mengingatkan dan memberi nasehat, semisal Syaukani akan mengambil langkah. "Soalnya bapak ini diserang banyak musuh politik. Mereka juga banyak yang pakai ilmu hitam. Saya disini ikhlas untuk membantu beliau, tidak pernah minta bayaran," ucap pria yang dikenal murah senyum ini.

Sosok Mbah Liem tidak seseram penampilannya yang senang mengenakan jaket kulit dan busana serba hitam ini. Ia mengatakan bahwa dirinya muslim yang taat dan takut kepada Allah. Selain menjadi penasehat Syaukani, Mbah Liem juga sering menjadi penasehat spiritual pejabat dan artis. Ia juga kerap menjadi pemain sinetron yang menghiasi layar kaca. Sebut saja sinetron 'Begini Salah Begitu Benar' bareng 'Dewi Dewi Dokter Cinta', Kuntilanak, dan Wanita Dzikir. "Peran saya kebanyakan jadi figuran sih, jadi penjahat, jadi paranormal, tapi hati saya baik kok," ujar pria yang mendapat gelar Profesor dan Doktor dari Universitas Kesejahteraan Muslim di Depok ini.

Tuesday, August 17, 2010

Yono Daryono - Seniman Teater

Dikenal sebagai tokoh teater Jawa Tengah, lahir di Tegal, Jawa Tengah, 25 Maret 1955. Tahun 1978, bersama Eko Tunas dan YY Haryo Guritno serta kawan-kawan lainnya, mendirikan Teater RSPD. Teater RSPD yang dipimpinnya telah banyak menggarap lakon-lakon drama dan dipentaskan tidak saja di kotanya tetapi juga di beberapa kota antara lain, Pekalongan, Semarang, Surakarta, Banyumas, Cirebon, Padang, Sumatera Barat dan Solo (Temu Teater Nasional 1986 & 1993).

Sutradara terbaik tingkat Jawa Tengah tahun 1986 ini, tercatat beberapa kali pentas di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Tahun 1986, pentas Roro Mendut di TIM. Tahun 1997, pentas dalam acara Pasar Tontonan Jakarta di TIM bersama N. Riantiarno.

Selain berkecimpung dalam dunia teater, Yono juga aktif menulis lakon drama, puisi dan cerpen. Mulai menulis ketika kelas dua SMA lewat karyanya berbentuk sajak, artikel, dan cerpen yang dimuat di beberapa surat kabar dan majalah seperti, Gadis, Kartini, Suara Karya, Jayakarta, Sinar Harapan, Mutiara, Merdeka, Suara Merdeka, Wawasan, Majalah Sastra Horison dll.

Tahun 1981, mendirikan Studi Group Sastra Tegal (SGST). Lakon drama yang ia tulis antara lain Umar Khatob (1982), Roro Mendut (1983), Masih Muda (1983), Ronggeng-Ronggeng (1986), Mandor (1987), Braen (1987), Adipati Anom (menjadi salah satu pemenang penulisan naskah drama terbaik se-Jateng,1988), Palagan Kurusetra (1991), Opera Gajah Atawa Abrahah (2003), Opera Sebayu (2006), Sunan Panggung (2007) pernah dipentaskan di Tegal, 9 Februari 2008, dan Taman Budaya Surakarta, 11 April 2008 , Opera Brandal Mas Cilik (2008), dll. Petilan naskah dramanya Ronggeng-Ronggeng masuk dalam Antologi Horison Sastra Indonesia (2002). Naskahnya Sunan Panggung.

Beberapa karya puisinya masuk antologi antara lain, Antologi Puisi Jawa Tengah (1994), Dari Negeri Poci 1 (Pustaka Sastra 1994). Karya cerpen Seh Malang Sumirang, dimuat di Harian Suara Merdeka (1 Juli 2007) mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan sebagai cerpen sufi yang diperhitungkan.

Selain sastra dan teater, ia juga menekuni bidang film. Lulusan Kursus Sinematografi Yayasan Citra Jakarta 1991, ini beberapa kali membintangi film dan sinetron, baik sebagai pemain pembantu maupun pemain utama. Sebagai pemain utama, pernah masuk nominator pemeran utama pria terbaik Festival Sinetron tahun 1995 lewat judul Jejak Sang Guru, karya Imam Tantowi.

Kini ia menetap di kota Tegal. Telah banyak aktivitas yang ia lakukan untuk kota kelahirannya antara lain mempelopori terbentuknya Dewan Kesenian kota Tegal dan menjadi pengurus Dewan Kesenian Kesenian Jawa Tengah, menyelenggarakan festival a la carte bersama Luluk Purwanto di Tegal (2004), menggagas dan menyelenggarakan Konggres Bahasa Tegal I (2006).

Dosen Luar Biasa di FKIP UPS Tegal, jurusan Bahasa dan Sastra, Bidang Studi Drama ini juga dipercaya menggarap drama kolosal di Alun-Alun Kota Tegal, Yang di pentaskan setiap hari Jadi Kota Tegal, 12 April, sejak tahun 2002. Tahun 2008, menyutradarai drama kolosal dalam bentuk opera berjudul Brandal Mas Cilik yang melibatkan 150 pemain. Kini, kegiatannya sehari-harinya sebagai Pengelola Radio Sebayu Pro FM, dan koresponden RCTI.

Friday, August 13, 2010

Ki Enthus Susmono

Dilahirkan dari keluarga dalang, Enthus Susmono lahir pada tanggal 21 Juni 1966 di Desa Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Ia adalah anak satu-satunya Soemarjadihardja, dalang wayang golèk terkenal di Tegal, dengan istri ketiga yang bernama Tarminah, bahkan R.M. Singadimedja, kakek moyangnya, adalah dalang terkenal dari Bagelen pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat di Mataram.

KI Enthus Susmono dengan segala kiprahnya yang kreatif , inovatif serta intensitas eksplorasi yang tinggi telah membawa dirinya menjadi salah satu dalang kondang dan terbaik yang dimiliki negeri ini. Pikiran dan darah segarnya mampu menjawab tantangan dan tuntutan yang disodorkan oleh dunianya, yaitu jagad pewayangan. Gaya sabetannya yang khas kombinasi sabet wayang golek dan wayang kulit membuat pertunjukannya berbeda dengan dalang-dalang lainnya. Ia juga memiliki kemampuan dan kepekaan dalam menyusun komposisi musik baik modern maupun tradisi (gamelan). Kekuatan mengintrepretasi dan mengadaptasi cerita serta kejelian membaca isu-isu up to date membuat gaya pakelirannya menjadi hidup dan interaktif. Didukung eksplorasi pengelolaan ruang artisitik kelir menjadikannya lakon-lakon yang ia bawakan bak pertunjukan opera wayang yang komunikatif, spektakuler, aktual dan menghibur.

Ia adalah salah satu dalang yang mampu membawa pertunjukan wayang menjadi media komunikasi dan dakwah yang efektif. Pertunjukan wayangnya kerap dijadikan sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat, seperti: kampanye anti narkoba, HIV/Aids, HAM, Global Warming, program KB, kampanye pemilu damai,sosialisasi Mahkamah Konstitusi RI dan lain-lain Disamping dia juga aktif mendalang di beberapa pondok pesantren melalui media Wayang Wali Sanga.

Kemahiran dan “kenakalannya” mendesign wayang-wayang baru/kontemporer seperti wayang Goerge Bush, Saddam Husein, Osama bin Laden, Gunungan Tsunami Aceh, Gunungan Harry Potter, Batman, wayang alien, wayang tokoh-tokoh politik dan lain-lain membuat pertunjukan wayangnya selalu segar, penuh daya kejut dan mampu menembus beragam segment masyarakat. Ribuan penonton selalu membanjiri saat ia mendalang. Keberaniannya melontarkan kritik terbuka dalam setiap pertunjukan wayangnya, memposisikan tontonan wayang bukan sekedar media hiburan melainkan adalah sebagai media alternatif untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

Baginya, wayang adalah sebuah kesenian tradisi yang tumbuh dan harus selalu dimaknai kehadiriannya agar tidak beku dalam kemandegan. Daya kreatif dan inovasinya telah mewujud dalam berbagai bentuk sajian wayang, antara lain: wayang wali, wayang planet (2001-2002), Wayang Wali (2004-2005), Wayang Prayungan, Wayang Rai Wong (2004-2006), Wayang Blong (2007) dan lain-lain. Museum Rekor Dunia Indonesia-pun (MURI) menganugerahi dirinya sebagai dalang terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak (1491 wayang). Dan beberapa wayang kreasinya telah dikoleksi oleh beberapa museum di dunia seperti TROPEN Museum di Amsterdam-Belanda, Museum of Internasional Folk Arts (MOIFA) di New Meksiko dan Museum Wayang Walter Angts di Jerman Semuanya tak lain dimuarakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat luas terhadap wayang, penajaman pasar dan membumikan kembali wayang kulit di tanah air tercinta ini.

Pada tahun bulan Januari 2009, Karya Wayang Kulit Ki Enthus dipamerkan dalam event bergengsi di Museum Tropen Belanda dengan tajuk “ Wayang Superstar The Theatre World of Ki Enthus Susmono. Kemudian pada bulan Juni 2009 Ki Enthus menggelar serangkain tour pentas wayang “DEWA RUCI” di beberapa Negara seperti Belanda, Perancis dan Korea Selatan.

Babak belur nyolong sendal jepit

Kiye maning crita si Jabrik karo Si Dasmad...


Critane si Jabrik karo dasmad lagi mlaku laku neng alun-alun Tegal minggu esuk. Tembe separo ubengan Dasmad njaluk mandeg.

"Brik.. uwis brik, aja mlaku maning... enyong sikile wis kesel keh..." Keluhe Dasmad.

"Lha kepriben, durung seubengan wis njaluk mandeg. Payah ente Mad". Jawabe Jabrik.

"Iya kyeh, njagong delat yuh.. sekalian mangan kupat bongkok oh, oke.. tapi kowen sing bayar ya ". Ngomone Dasmad.


"Kuweh.. amak amak enyong sing bayar, mbok ya sekali kali ente sing mbayari enyong, Ya wis dari pada ente rewel bae".

Akhire Jabrik karo Dasmad mangan kupat bongkok neng pinggir alun alun... Lagi asik asik mangan, Si Dasmad mulai crita ngalor ngidul.

"Brik.. enak ya dadi koruptor, bisa mangan enak, duwe mobil trus duwe umah gede". Oceh Dasmad.

"Enak kepriwe Mad, Saiki pan korupsi kiye angel soale ana KPK. Trus kowen pan korupsi apa Mad, pejabat ya dudu.."

"Ora kaya kuwe Brik... Wingi aku ndelengna bocah melasi temen... Sirae babak belur pan is dead.. wis cengap cengap ambekane..."

" Si kenapa Mad ??" Jabrik keheranan.

"Iya wingi ana bocah konangan nyolong sendal jepit Brik. Trus dihajar massa sampe babak belur ra karuan. Melasi ndelengnane... Beda karo koruptor sing nyolong duit rakyat milyaran rupiah. Ora diapak apakna. Dipenjara sih iya tapi ora suwe wis bebas. Duite esih akeh.." Celoteh Dasmad.

"Iya ya brik, nyolong sepira ora, dadi bulan bulanan massa plus dipenjara, nyolong milyaran rupiah mung dipenjara tok malah ana sing bebas.. kepriwe donge..., lah terus sing nyolong sendal ditulungi sapa Mad.. Ente ???"

"Ya, dudu aku lah sing nulung. Bapak polisi keburu teka. Payah Brik padahal aku durung puas njotos sirae malinge ". Celoteh Dasmad

"Lhah, jebule kowen melu melu njotos Mad ?".

"Iya lah, wong sing dicolong sendale enyong...". Jawab Dasmad nyante

"Halah.. ente, mbokan nulungi malah melu melu nggebuki, Dasmad - dasmad...